REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Polisi Belgia, Selasa, menangkap sepuluh orang di wilayah Brussel dengan dugaan bagian dari jaringan perekrut orang untuk berjuang bersama kelompok garis keras ISIS di Suriah, kata jaksa.
Sepuluh orang ditangkap dalam penggerebekan di Molenbeek dan beberapa wilayah lain di ibu kota Belgia itu, namun mereka tidak terkait dengan serangan maut pada November tahun lalu di Paris, Prancis, kata petugas kejaksaan federal dalam pernyataannya. Sebagian dari yang terlibat dalam pembunuhan di Paris berasal dari Molenbeek.
"Penyergapan dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan atas perekrutan jaringan terkait IS. Penyelidikan itu membantu memastikan bahwa sebagian orang melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS," katanya.
Penyergapan tersebut atas perintah hakim kontraterorisme di wilayah timur kota Liege, yang di kemudian hari memutuskan apakah mereka ditahan atau tidak, katanya. Penyelidik mempelajari telepon selular dan peralatan komputer, yang disita dari sembilan kali razia di seluruh wilayah Brussel.
Belgia lebih banyak menghasilkan pejuang garis keras dibandingkan dengan negara lain di Eropa. Sekitar 500 orang Belgia diyakini telah pergi ke medan perjuangan di kawasan Timur Tengah.
Beberapa di antaranya bergabung dengan ISIS yang mengklaim telah melakukan serangan berdarah di Ibu Kota Prancis pada November tahun lalu. Polisi Belgia menahan beberapa orang yang terkait dengan serangan 13 November 2015 di Paris yang menyebabkan 130 orang tewas dan ratusan cedera.
Serangan tersebut diduga dirancang dan digalang dari Belgia. Pada awal bulan ini, pihak berwenang mengenali tiga penjaga rumah, yang dipekerjakan tersangka utama serangan Paris, di Brussel dan di Charleroi, satu jam perjalanan di selatan ibu kota Belgia, serta di Auvelais, desa di dekat perbatasan Prancis.