Rabu 17 Feb 2016 05:15 WIB

Kisah Gay Bertato yang Masuk Islam dan Kemudian Insyaf

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bilal Ramadhan
Sesama jenis/ilustrasi
Foto: 123rf.com
Sesama jenis/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Imam Masjid New York Shamsi Ali menuturkan beberapa tahun lalu ia ditelpon oleh seorang sopir limo di kota New York. Menurut sopir tersebut ada pelanggangnya yang ingin belajar Islam.

"Saya meminta dia (pelanggan sopir) agar datang ke masjid. Suatu hari datanglah orang itu, orang putih tinggi besar dan bertato," kata Shamsi, Rabu, (16/2).

Setelah laki-laki tinggi besar itu duduk, Shamsi bertanya mengapa pria itu mau belajar Islam? Dia mengatakan karena dia ingin jalan hidup yang menuntunnya dalam 24 jam selama 7 hari dan seluruh hidupnya.

Pria itu bercerita bahwa ia beragama Budha saat itu. Walaupun lahir sebagai Katolik, ia pindah Protestan, dan akhirnya masuk Budha. Bahkan ketika datang, dia berpakaian biksu untuk tujuan menghargai Shamsi sebagai imam masjid.

Shamsi pun menjelaskan bagaimana Islam menuntun hidup manusia dalam 24 jam sehari semalam. Baru beberapa menit pria itu memotong pembicaraan dan bertanya: apakah benar ia bisa diterima sebagai Muslim?

"Saya jawab, semua manusia dirangkul oleh Islam dan semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik. Saya kemudian lanjut menjelaskan tuntunan Islam," terang Shamsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement