REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Din Syamsuddin mengatakan, almarhum tokoh Muhammadiyah sekaligus salah satu pendiri ICMI, Ahmad Watik Pratiknya adalah seorang aktivis, administrator, dan konseptor.
"Mungkin dipengaruhi latar belakang almarhum yang aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII) sewaktu remaja dan latar akademiknya sebagai dokter ahli bedah," kata Din saat dihubungi Antara, Jumat (19/2). (Ahmad Watik Dikenal Suka Membantu Keluarga).
Din mengatakan, pada 1985, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang dipimpin Amien Rais mengeluarkan konsep tentang tantangan dan strategi dakwah. Konsep itu tidak terlepas dari pikiran almarhum yang saat itu menjabat sebagai sekretaris.
Lebih lanjut, kata Din, pada periode PP Muhammadiyah era Syafii Maarif (2000-2005) diputuskan konsep "Strategi Dakwah Kultural" yang sangat penting dalam menghadapi dinamika masyarakat. Itu juga sangat dipengaruhi oleh pikiran almarhum yang waktu itu menjadi ketua timnya.
Din juga menuturkan, saat perkembangan ICMI awal 1990-an, almarhum banyak memberi sumbangan pemikiran karena selain sebagai konseptor, almarhum juga piawai melaksanakan konsepnya dalam mekanisme keorganisasian.
"Muhammadiyah dan umat Islam Indonesia kehilangan seorang tokoh mumpuni. Semoga lahir 'Watik-Watik' baru. Semoga segala jasa almarhum menjadi amal jariah yang diganjari Allah SWT," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.