Sabtu 20 Feb 2016 01:11 WIB

Minyak Dunia Anjlok, Pertamina Disarankan Turunkan Harga BBM

 Antrean pengendara sepeda motor untuk mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Antrean pengendara sepeda motor untuk mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PT Pertamina (Persero) dinilai mendapatkan untung besar karena saat harga minyak dunia anjlok hingga 30 dolar AS per barel, harga BBM Premium dan Pertamax Cs hanya turun beberapa ratus rupiah saja. Bahkan, Pertamina menegaskan tidak akan menurunkan harga BBM. 

Pertamina beralasan, harga BBM tidak turun banyak demi mengkompensasi kerugian di hulu dinilai sangat tidak beralasan. "Rugi di hulu itu kan urusan Pertamina. Pertamina sengaja menahan harga untuk meraup banyak keuntungan dari masyarakat," kata Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, Jumat (19/2).

Enny mengingatkan, ketika tahun lalu Pertamina mendapatkan keuntungan besar dari penjualan BBM, tidak ada langkah nyata misal membuat kilang baru. "Keuntungan Pertamina saat harga minyak turun drastis ini sangat luar biasa," ucap dia.

Tetapi, Enny mengakui memang ada kerugian di hulu. "Namun selama ini juga tidak transparan berapa sebenarnya keuntungan yang didapat. Apakah keuntungan itu juga dirasakan rakyat? Rakyat malahan jadinya yang mensubsidi Pertamina," ucap Enny.

Pendapat serupa disampaikan pengamat migas dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro. Menurut dia, dengan harga minyak saat ini harusnya harga BBM jauh lebih rendah lagi.

Melalui penurunan harga BBM, diharapkan lonjakan harga kebutuhan pokok sejak awal tahun ikut melandai. “Penurunan harga BBM tentu saja dapat memperkuat daya beli masyarakat mendorong ekonomi. Jika memang harga BBM dirasa harus turun, maka pemerintah bisa intervensi Pertamina," ujar Komaidi.

Ia menilai, dengan harga minyak yang anjlok, sementara harga BBM tidak banyak berubah, maka tentu saja keuntungan yang didapat Pertamina juga masih besar. Untuk itu, pemerintah harus berhitung benar dan menganalisa tidak hanya 'menyelamatkan' Pertamina di tengah penurunan harga minyak terutama di sisi sektor hulu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement