REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo hingga saat ini belum pernah menyatakan sikapnya soal fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di Indonesia. Namun begitu, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Presiden Jokowi memerhatikan suara masyarakat tentang LGBT.
"Presiden sangat perhatikan suara-suara yang berkembang di masyarakat. Tapi tidak berarti semua diikuti, kita sikapi dengan baik lah," katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/2). (Kemenkominfo Diminta Inisiatif Blokir Situs Propaganda LGBT).
Luhut menilai, pemerintah tak perlu bereaksi berlebihan terhadap isu ini. Namun begitu, bukan berarti pemerintah menutup mata dari persoalan LGBT. Justru, kata Luhut, pemerintah harus mencari penyelesaian yang paling adil.
Dia mengambil contoh, Brazil adalah negara yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Katolik yang taat. Namun, 90 persen penduduk Brazil mendukung keberadaan kaum LGBT.
"Kita mau itu terjadi di Indonesia? Ya tergantung kita semua. Saya sih tidak mau, tapi kan saya sendiri saja, suara rakyat ada 250 juta," kata mantan duta besar Indonesia untuk Singapura tersebut.