REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melibatkan tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengkaji pergerakan tanah di Cisompet, Garut, Jawa Barat.
"Tim PVMBG diterjunkan untuk meneliti peristiwa pergerakan tanah yang terjadi Jumat (19/2), yang menyebabkan warga mengungsi," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Dadi Djakaria melalui telepon seluler, Senin (22/2).
Ia menuturkan tim PVMBG sudah diterjunkan ke lokasi bencana Dusun Ciawi dan Lengkong, Desa Sindangsari, Kecamatan Cisompet, Ahad (21/2).
Tim, lanjut dia, fokus melakukan penelitian di dua dusun tersebut yang banyak permukiman rumah penduduk rusak dan terancam terkena dampak bencana. "Nanti hasilnya bagaimana kita tunggu dari pengkajian mereka," katanya.
Ia menjelaskan tujuan dari penelitian tanah itu sebagai acuan untuk menentukan kebijakan pemerintah daerah dalam merelokasi warga yang terkena dampak bencana.
Jika hasil kajian daerah tersebut merupakan zona rawan bencana, kata Dadi, maka pemerintah akan merelokasi semua warga yang tinggal di daerah itu. "Penelitian dari tim PVMBG ini akan menjadi acuan kami pemerintah untuk menentukan langkah berikutnya," kata Dadi.
BPBD Kabupaten Garut mencatat ada 243 rumah yang berada di lokasi pergerakan tanah dengan jumlah kerusakan sebanyak 127 rumah terdiri dari 43 rumah permanen mengalami retak-retak pada dinding dan 84 rumah panggung bergeser atau miring.
Selain itu tercatat ada 116 rumah warga yang terancam terkena dampak bencana pergerakan tanah.