Sabtu 27 Feb 2016 13:10 WIB

Sudirman: DKE Bisa Jadi 'Bantalan' Jika Harga Minyak Bumi Naik

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Bayu Hermawan
Sudirman Said
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sudirman Said

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengungkapkan, salah satu prioritas dalam penggunaan Dana Ketahanan Energi (DKE) ke depannya adalah untuk membangun instalasi guna menyalurkan listrik sejumlah desa yang belum mendapatkan pasokan listrik. Tidak hanya itu, DKE nantinya bahkan juga bisa menjadi 'bantalan' harga apabila harga minyak bumi naik.

Lebih lanjut, Sudirman mengungkapkan, penggunaan prioritas DKE ini akan disesuaikan dengan jumlah dana yang nantinya terbentuk. Namun, ia menegaskan, salah satu prioritas utama penggunaan DKE adalah untuk melistriki desa-desa.

Menurut Sudirman, setidaknya ada 12 ribu desa di delapan provinsi yang belum teraliri listrik melalui jaringan nasional. Bahkan, setidaknya 12 kabupaten/kota di Provinsi Papua sama sekali belum teraliri listrik.

''Prioritasnya, bagaimana kami memulai untuk melistriki desa-desa yang gelap, yang tidak bisa dijangkau jaringan nasional,'' Menteri ESDM kepada wartawan usai acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (27/2).

Selain itu, kata dia, sebagian DKE itu bisa digunakan untuk memberikan subsidi terhadap pembelian energi baru terbarukan. Secara natural, pada masa mendatang, harga energi baru terbarukan akan lebih tinggi dibandingkan dengan energi fosil.

Sudirman pun menjelaskan, nantinya penggunaan DKE ini juga bisa bisa digunakan sebagai 'bantalan' harga, apabila ada kenaikan harga minyak bumi pada masa mendatang. ''Jadi, ini merupakan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat dalam jangka panjang,'' tuturnya.

Untuk saat ini, Kementerian ESDM akan terus melakukan sosialisasi terkait program ini. Tidak hanya itu, Kementerian ESDM juga akan berkomunikasi dengan Komisi VII DPR RI terkait sumber-sumber pemasukan untuk DKE ini, termasuk kemungkinan adanya alokasi dari APBN untuk DKE.

Terkait urgensi adanya program ketahanan energi, Sudirman menjelaskan, Indonesia saat ini tidak memiliki cadangan energi strategis. Cadangan ini bisa digunakan apabila ada kondisi-kondisi darurat. ''Padahal, jika dibandingkan, Myanmar memiliki cadangan energi strategis setidaknya untuk empat bulan,'' tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement