Senin 29 Feb 2016 22:30 WIB

Pengasuhan yang Benar Kunci Pembentukan Karakter Anak

Gentle parenting mengajak orang tua mengasuh anak tanpa hukuman dan pujian.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Gentle parenting mengajak orang tua mengasuh anak tanpa hukuman dan pujian.

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Perusahaan minyak dan gas PTTEP dan IMZ Dompet Dhuafa bersama Yayasan Pulau Karampuang menggelar pelatihan pengasuhan anak sebagai upaya pembentukan karakter anak itu sendiri.

"Pembentukan karakter merupakan proses pembentukan perilaku manusia yang terjadi melalui sebuah proses yang panjang sejak lahir hingga dewasa," kata IMZ Associate Expert Dwi Hastuti dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB yang menjadi salah satu fasilitator dalam pelatihan ini di Mamuju, Senin.

Dalam teori Tabularasa kata dia, maka semua manusia terlahir baik sehingga memang perlu dilakukan pembentukan karakter bagi anak usia dini.

"Anak perlu diberikan kasih sayang terlebih dahulu sejak usia dini. Kasih sayang, kehangatan, rasa aman dan doa orang tua merupakan beberapa kunci pembentukan karakter anak," katanya.

Tantangan pengasuhan anak di era modern ini menjadi salah satu pembahasan dalam Capacity Building yang diselenggarakan oleh IMZ Dompet Dhuafa, Yayasan Karampuang dan PTTEP.

Kegiatan pelatihan ini turut melibatkan 45 orang guru, tenaga pendidik, komite serta perwakilan orang tua dari 9 unit SIOLA Kabupaten Mamuju, Sulbar.

Ia menyebutkan, PTTEP ini merupakan perusahaan minyak dan gas bumi yang berasal Thailand dan telah beroperasi di Indonesia sejak 2010 dan memiliki komitmen kuat untuk mengimplementasikan aktivitas CSR di wilayah operasionalnya.

Training yang dilakukan selama empat hari di Mamuju juga melibatkan SIOLA Bhayangkari Mamuju yang diharapkan mampu mengasah wawasan dan ketrampilan dalam pengasuhan anak, pengelolaan manajemen sekolah dan peningkatan peran pembangunan sekolah.

"Ketika kita bicara 25 tahun Sulbar kedepan, maka anak anak perlu pemenuhan gizi, kualitas pengasuhannya tanpa kekerasan. Inilah yang menjadi sasaran kita dengan apa yang kita laksanakan hari ini," ujarnya.

Direktur IMZ, Kushardanta Susilabudi menambahkan, potensi Mamuju luar biasa dan SIOLA salah satu motor penggerak dalam menghadapi abad 21.

"Masa depan anak adalah masa depan Mamuju. Ada dua hal yang merusak masa depan anak kita yaitu narkoba dan seks bebas. Yang dapat mencegah kemungkaran adalah kecerdasan spiritual," ujarnya.

Pada pendidikan usia dini, ditanamkan kecerdasan. Di era saat ini diakui banyak pengaruh goncangan yang terjadi seperti narkoba dan obat-obatan terlarang. Ha itu menjadi tantangan semua pihak.

Dia berharap, narkoba harus segera musnahkan di Mamuju. Ini menjadi ibaratnya penyakit dan bisa menjadi wabah dan menjangkit kapan saja, bisa tertular siapa saja.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement