Selasa 01 Mar 2016 06:03 WIB

Tiga Rumah Ibadah di Kalijodo Pun Kena Gusur

Rep: c21/ Red: Bilal Ramadhan
  Warga Kalijodo usai melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Nurul Hasanah, di Kalijodo, Jakarta, Jumat (26/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga Kalijodo usai melaksanakan ibadah salat Jumat di Masjid Nurul Hasanah, di Kalijodo, Jakarta, Jumat (26/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga rumah ibadah di kawasan Kalijodo, Kel Pejagalan, Kec Penjaringan, Jakarta Utara telah dibongkar pada hari Senin (29/2).

Rumah ibadah yang turut dibongkar bersamaan dengan ratusan rumah warga lainnya adalah Masjid Nurul Hasanah, Musholla Al-Muttaqin dan Gereja Bethel Indonesia (GBI) Kalijodo atau Kepanduan II.

Juru bicara GBI Kalijodo, Ronald Pandjaitan Kalijodo mengatakan untuk sekarang jamaah gereja yang telah berdiri sejak 1963 akan menggunakan sebuah bangunan seperti ruko di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.

"Kita mendapatkan tempat sementara dari Persatuan Pendeta Indonesia. Bangunan tersebut bisa dipakai untuk berdoa," kata Ronald, Senin (29/2).

Ronald berharap dengan penggusuran yang terjadi jamaah gereja kristen protestan GBI dapat bertambah. GBI Kalijodo pada awalnya memiliki 100 orang lebih jamaah, namun dua tahun ke belakang hanya tinggal 60 orang.

Untuk jamaah sendiri, biasa melakukan doa utama setiap Ahad dari pukul 08.00 WIB-10.00 WIB. Namun di hari Senin ada doa bersama untuk mereka yang bisa menghadiri.

Selain itu, Ronald sebagai perwakilan GBI khusus kasus Kalijodo telah mengirimkan surat ke Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Ronald mengatakan untuk sekarang belum ada tanggapan resmi dari orang nomor satu DKI itu.

"Tapi kemarin kami telah mendengar apresiasi dari Ahok terkait gereja kami dari media," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement