Selasa 01 Mar 2016 14:13 WIB

Prediksi Cuaca di Indonesia Saat Jelang Gerhana Matahari

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
gerhana matahari total terlihat dari propinsi Hunan di Cina tahun 2009
Foto: Reuters
gerhana matahari total terlihat dari propinsi Hunan di Cina tahun 2009

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Angkasa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) bekerja sama dengan Kemenko Maritim dan Kementerian Pariwisata untuk mendorong daerah dalam mempersiapkan kunjungan wisatawan saat fenomena Gerhana Matahari Total (GMT). Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, ada lebih dari sepuluh negara peneliti asing yang sudah sudah mendaftar untuk bekerja sama dengan LAPAN di lokasi pengamatan GMT tersebut.

"Dari NASA di Maba, ada peneliti dari Prancis juga di Ternate, dan direncanakan ada ratu dari Thailand juga akan hadir di Ternate," kata Thomas di Balai Pertemuan Dirgantara LAPAN, Selasa (1/3).

Thomas melanjutkan, meski di Indonesia memasuki penghujung musim hujan, secara probabilitas, pembentukan awan di Indonesia itu umumnya aktif setelah tengah hari. Maka dari itu, peluang untuk mendapatkan hari cerah pada 9 Maret mendatang masih terbuka.

Udara Lebih Sejuk Saat Terjadi Gerhana Matahari, Ini Sebabnya

"Karena walaupun belakangan ini pagi itu umumnya mendung, tetapi ada peluang juga karena pembentukan awan itu aktif biasanya sesudah tengah hari," ucap Thomas.

Seperti kejadian tahun 1988, GMT juga terjadi saat musim hujan. Tetapi pada saat fenomena GMT terjadi, kata Thomas, cuaca di Indonesia menjadi cerah.

"Jadi peluang untuk cerah itu tetap ada. Karen ini kejadiannya pagi hari, beda kalau sore itu peluang berawannya lebih besar dibanding dengan pagi," kata Thomas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement