REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manajer Operasional Mitra Kukar, Suwanto, merespons sikap pemerintah yang sampai kini masih belum juga mencabut Surat Keputusan (SK) Pembekuan PSSI. Dia sangat berharap supaya pemerintah dan PSSI bisa segera islah dan bersinergi untuk menyelesaikan kemelut yang sudah berlarut-larut ini.
''Sebagai pelaku sepak bola di Indonesia, harapan terbesar kami adalah kompetisi dapat kembali berjalan normal. Kami juga tidak ingin persoalan antara Kemenpora dan PSSI ini terus berlarut-larut tanpa ada penyelesaian,'' katanya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (1/3), dari Jakarta.
Ia menegaskan terjadinya kisruh antara PSSI dan pemerintah ini telah memberikan dampak negatif bagi para pelaku sepak bola Tanah Air. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain menyerahkan kepada pemerintah dan juga PSSI. Kami ingin kompetisi segara berjalan kembali," ujarnya.
Ia menyadari saat ini banyak turnamen yang diikuti oleh Mitra Kukar untuk mengisi kekosongan karena matinya kompetisi. Salah satunya Piala Gubernur Kalimantan Timur, yang saat ini sedang diikuti oleh Mitra Kukar. (Baca: Waduh, Jokowi Masih Buat Sepak Bola Indonesia tak Menentu Nasibnya)
Menurut Suwanto, hal itu hanya sebatas hiburan saja dan tidak ada efek jangka panjangnya. Bahkan, adanya turnamen-turnamen yang akan bergulir juga tak memberikan kepastian.
Ketidakpastian itu muncul karena belum dicabutnya SK pembekuan oleh PSSI. Sehingga selain berdampak pada pemain, juga sangat merugikan klub. Akibat ketidakpastian tersebut Mitra Kukar kesulitan untuk mencari dan meyakinkan sponsor untuk membiayai sepak bola, terutama di Kalimantan Timur.
"Contohnya, kemarin bank Kaltim yang seharusnya membayar Rp 1,5 milyar hanya dibayar Rp300-an (juta) sekian. Padahal itu sponsor daerah bukan nasional. Seharusnya ini yang harus dimengerti oleh pemerintah," ungkap Suwanto.