REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cileungsi hingga kini masih merawat pasien demam berdarah dangue (DBD). Meski begitu, data yang tercatat pada Februari 2016 menunjukkan pasien DBD rawat inap di RSUD tersebut mulai menurun.
“Sementara ini hingga minggu ketiga Februari sebanyak 114 orang yang dirawat karena DBD,” kata kata Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik RSUD Cileungsi Desriza Ratman kepada Republika.co.id, Rabu (2/3).
Dia menambahkan, untuk data minggu terakhir Februari masih belum selesai direkap. Desriza menuturkan ada beberapa berkas pasien yang belum masuk ke rekam medis sehingga belum terdata dengan lengkap. Dari 114 pasien DBD tersebut ada dua kondisi yang berbeda. “Dari 114 ada yang berstatus DBD dan empat orang dangue shock syndrome (DSS). Artinya DSS ini masuk ke RS sudah dalam keadaan parah,” jelas Dezriza.
Sebanyak 110 pasien statusnya masih DBD, sementara empat orang lagi yang sudah berstatus DSS. Ia juga mengungkapkan jumlah pasien DBD tersebut termasuk menurun dibandingkan Januari 2016.
Selama Januari 2016, pasien DBD yang dirawat di RSUD Cileungsi sebanyak 215 pasien. Semenjak akhir 2015 hingga Januari 2016 sebanyak doa pasien DBD meninggal karena sudah dalam keadaan parah ketika dirawat. Pasien pertama meninggal pada 17 Desember 2016 yang beralamat di Desa Desa Singajaya, Jonggol, Kabupaten Bogor. Sementara pasien kedua meninggal pada 21 Januari 2016 warga Kecamatan Klapa Nunggal, Kabupaten Bogor.