REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pejabat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Utara (Sulut) mengatakan, ekspor tepung kelapa Sulut ke Rusia selama Februari 2016 mencapai 78 ton.
"Pekan kedua 52 ton dan di akhir Februari 26 ton," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut T Hasudungan Siregar di Manado, Sabtu (5/3).
Total devisa yang diperoleh dari dua kali ekspor tersebut sebanyak 123.200 dolar AS.
Hasudungan mengatakan, pasar Rusia sangat potensial untuk ekspor komoditas turunan kelapa. Sebab, masyarakat di sana menggunakannya untuk bahan baku makanan seperti roti dan kue lainnya.
Dia berharap permintaan tepung kelapa yang tinggi dari Rusia akan dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor Sulut. Guna mempertahankan potensi pasar tersebut, pemerintah meminta pengekspor untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas produk sehingga pasar tidak akan beralih ke daerah lain.
"Selain itu, yang tidak kalah penting kontinuitas pengiriman barang harus sesuai kontrak, karena buyers luar negeri tidak akan mau adanya keterlambatan," katanya.
Selain itu, wadah penyimpanan dan pengiriman harus higienis, jangan sampai mempengaruhi produk di dalamnya. Apalagi sering terjadi pergantian cuaca pada saat pengiriman.
Produk ekspor Sulut telah melalui serangkaian uji laboratorium dan memenuhi semua kriteria pasar internasional sehingga tidak perlu diragukan lagi.
Produk tepung kelapa di Sulut paling banyak di produksi di Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Bitung.