REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Ketua DPR RI Ade Komaruddin (Akom) sebagai Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) mengatakan, Golkar membutuhkan pemimpinan yang moderat.
"Dalam konflik kemarin tidak menjadi orang yang ekstrem kiri, tidak menjadi orang yang ekstrem kanan. Tidak ekstrem Ancol, tidak ekstrem Bali, membutuhkan orang yang memberikan kesejukan dan kedamaian," kata Akom dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/3).
Akom mengatakan, calon ketum harus relatif bersih, terutama dari masalah-masalah hukum. Terutama ketakutan kader di daerah umum agar jangan sampai ketua umum menjadi korban partai, karena lama kelamaan, lanjutnya, partai akan menjadi lebih buruk.
Ketiga, kata Akom, calon tersebut harus lah figur yang mendapat rekomendasi pemerintah atau 'dikehendaki pemerintah'. Beberapa hal tersebut disampaikan Ketua DPR RI, saat mengunjungi beberapa daerah. Termasuk saat Akom mengunjungi provinsi ke-20, yaitu Maluku.
Dia mengatakan memimpin partai ke depan bukanlah hal yang mudah dan perlu dilakukan konsolidasi ke depan. Akom mengatakan, kuncinya adalah sikap konsisten dalam kepemimpinan Golkar ke depan.
"Jadi, kalau partai ini mau besar di 2019, jangan sekali-kali melawan hukum pasar, pasar maunya apa, dan rakyat maunya apa harus diikuti, kalau kita tidak setuju, tanya kenapa, harus kasih solusi demi kepentingan bangsa," kata dia.