Senin 07 Mar 2016 21:43 WIB

Perlu Nilai Jurnalistik Tumbuhkan Toleransi di Media Sosial

Rep: C25/ Red: Achmad Syalaby
Messenger Twitter
Messenger Twitter

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan media sosial memang tidak bisa dibendung. Namun, perlu ada kontrol untuk memagari arus buruk media sosial.

Direktur Eksekutif Maarif Institue, Fajar Riza Ul Haq, mengatakan nilai-nilai jurnalistik memiliki peran sangat penting, untuk mengimbangi perkembangan media sosial yang sangat deras. Menurut Fajar, pengimbangan itu dimaksudkan agar masyarakat tidak menerima berbagai pemberitaan yang ada secara mentah.

"Perkembangan media sosial harus diimbangi nilai jurnalistik, orang harus jadi jurnalis untuk diri masing-masing," kata Fajar, Senin (7/3). Ia menjelaskan, saat ini orang-orang semakin sering memposting dan membagikan berita, yang belum diketahui jelas sumber dan kebenaran. Kondisi itu, lanjut Fajar, sebagai psikologi massal, yang membuat semua pemberitaan menjadi anonim atau orang-orang melebur tanpa identitas.

Fajar menilai kondisi itu menerangkan kalau para pengguna media sosial mengedepankan emosi, tanpa mementingkan kebenaran pemberitaan terlebih dulu. Kondisi itu disamakan dengan sebuah aksi demontrasi, sehingga orang-orang menjadi anonim dan tidak memiliki jati diri.

Grup-grup yang ada di media sosial, dianggap semakin mempersulit toleransi untuk berkembang, karena acap kali bersifat homogen. Maka itu, ia menyarankan agar para pengguna media sosial mau mengikuti grup-grup yang heterogen, agar memiliki pandangan beragam.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement