REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di New York,AS menyampaikan bahwa produsen yoghurt ternama asal Amerika Serikat berminat untuk menanamkan modal di Indonesia.
"Produsen yoghurt tersebut secara khusus melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif bagi mereka untuk melakukan ekspansi bisnisnya," kata Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan persnya, Selasa (15/3).
Menurut Franky, masuknya investasi dari produsen yoghurt ternama AS itu akan berdampak positif untuk menambah variasi sektor investasi yang masuk dari negeri Paman Sam. "Kami berharap mereka dapat segera meningkatkan minat tersebut menjadi komitmen investasi serta merealisasikannya. Dengan berkembangnya jumlah kelas menengah di kota-kota besar di Indonesia, konsumsi dairy product, seperti keju dan yoghurt tentu juga ikut meningkat," ujar dia.
Franky menyampaikan bahwa upaya pemasaran investasi yang dilakukan oleh BKPM memang ditanggapi secara positif oleh investor Amerika Serikat. Dia menambahkan, minat investasi yang masuk dari Amerika Serikat tersebut dapat memberikan sumbangan positif pada capaian realisasi investasi sektor industri makanan yang sedang didorong oleh BKPM.
"Investasi produk yoghurt ini akan dikawal oleh kantor perwakilan BKPM di New York dan tim 'marketing officer' wilayah Amerika yang bekerja sama dengan perwakilan RI setempat," kata dia.
Pejabat Kantor Perwakilan BKPM di New York (IIPC) Elsa Noviliyanti mengemukakan bahwa pihaknya terus melakukan komunikasi intensif untuk mengawal minat investasi produsen yoghurt AS itu.
"Harapannya minat investasi tersebut dapat segera direalisasikan untuk mendukung target realisasi investasi nasional sebesar Rp594,8 triliun," ujarnya.
Data BKPM pada 2015 mencatat realisasi investasi industri makanan dan minuman yang masuk dalam sektor prioritas padat karya mencapai Rp43,5 triliun, yang terdiri dari 2.185 proyek dan menyerap 178.795 tenaga kerja. Investasi sektor makanan dan minuman terbukti mendominasi dari total keseluruhan investasi yang masuk di sektor padat karya sebesar Rp55 triliun. Amerika Serikat termasuk negara prioritas pemasaran investasi. Data BKPM pada 2015 mencatat nilai realisasi investasi Amerika Serikat mencapai 893 juta dolar AS, yang terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan.