REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Universitas Teknil Berlin (TU Berlin), Universitas Teknik Dortmund (TU Dortmund) dan Universitas Essen Duisburg telah menutup ruang ibadah untuk muslim di kampus mereka.
Dilansir en.abna24.com, Selasa (15/3), pihak kampus merasa kesulitan mengetahui jumlah mahasiswa Muslim di kampus mereka. Sementara, mereka tidak diizinkan untuk menanyakan perihal keyakinan yang dianut oleh mahasiswa.
TU Berlin menutup dua ruang ibadah terpisah khusus laki-laki dan perempuan pada Senin (14/3) lalu. Menurut salah satu universitas Kristen di Berlin, ruang ibadah di kampus bukanlah sesuatu hal yang dibutuhkan. Pendidikan tinggi sudah selayaknya dipisahkan dari urusan keagamaan.
Sebuah ruang ibadah untuk mahasiswa Muslim yang sudah digunakan selama lebih dari 20 tahun juga ditutup di Universitas Essen Dusiburg. Sebuah surat pernyataan resmi bahkan dibuat untuk menegaskan bahwa ruang ibadah tidak diperlukan di kampus.
"Keperluan ruang bagi mahasiswa di kampus adalah untuk belajar," tulis pernyataan tersebut.
"Kami tidak bisa menyediakan sebuah ruangan untuk setiap agama ataupun kebudayaan dengan lebih dari 130 bangsa yang ada di universitas ini".
TU Dortmund juga telah menutup ruang ibadah bagi mahasiswa dari semua agama secara permanen. Tren menutup ruang ibadah ini muncul setelah adanya gelombang anti-Islam di Jerman.