Rabu 16 Mar 2016 15:06 WIB

Korban Banjir Sungai Winongo Mulai Terserang Leptospirosis

Rep: Yulianingsih/ Red: Winda Destiana Putri
Leptospirosis
Foto: wikipedia.org
Leptospirosis

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pasca banjir akibat luapan Sungai Winongo dan Code, Sabtu (12/3) lalu mulai terserang penyakit akibat kencing tikus atau leptospirosis.

Di Kelurahan Bener Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta sudah ditemukan satu pasien suspect atau terduga leptospirosis.

"Tadi pagi kita temukan satu pasien suspect leptospirosis dengan tanda-tanda awal penyakit itu. Kita sudah ambil sampel darah dan melakukan cek kesehatan. Hasilnya masih menunggu analisa labolatorium," ujar Kepala Puskesmas Tegalrejo, Yogyakarta, Prie Mahdayanti, Rabu (16/3).

Menurutnya, pasien tersebut mengalami tanda-tanda awal penyakit leptospirosis yaitu panas tinggi disertai pegal-pegal di kaki. Penyakit akibat kencing tikus ini memabg berpotensi menyerang warga pasca terjadinya banjir. Kencing tikus yang mengandung bakteri letospira berpotensi masuk ke tubuh manusia melalui banjir.

Diakuinya, jika melihat luasan banjir yang terjadi di bantaran Kali Winongo dan Code, Sabtu malam lalu maka kemungkinan penyebaran penyakit tersebut bisa terjadi. Pihak puskesmas sendiri tidak membuka posko khusus untuk penanganan kasus ini.

"Kita tidak ada posko khusus namun ada koordinasi internal dengan wilayah," ujarnya.

Piihaknya sendiri kata dia sudah menerjunkan petugas  survailans ke lokasi bencana untuk melakukan pemantauan di lapangan. Selain itu juga untuk melakukan pemeriksaan awal pada korban banjir.

"Yang jelas jika ada yang tiba-tiba merasa demam, panas tinggi dan kaki pegal-pegal, badan pegal dengan riwayat luka sebelum banjir segeralah periksa ke puskesmas," katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Fita Yulia mengatakan, pihaknya sudah mengintruksikan seluruh puskesmas untuk mewaspadai penyebaran penyakit itu pascabanjir.

"Kita sudah keluarkan surat edaran ke seluruh puskesmas," ujarnya.

Pihaknya juga menghimbau masyarakat untuk segera periksa ke layanan kesehatan jika mengalami demam dan pegal badan.

"Segera periksa karena masa inkubasi penyakit ini sangat cepat beda dengan demam berdarah, jika terlambat fatal akibatnya," katanya.

Menurutnya, tahun lalu di Kota Yogyakarta terdapat 6 kasus leptospirosis dengan 3 kasus meninggal dunia. Bakteri leptospira sendiri bisa bertahan beberapa hari di tempat yang lembab sehingga masyarakat diminta waspada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement