REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank Mandiri memutuskan untuk mengangkat Kartika Wiroatmodjo sebagai direktur utama menggantikan Budi Gunadi Sadikin. Pergantian pengurus ini tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan dalam merealisasikan seluruh rencana bisnis jangka pendek maupun jangka pajang, serta mendukung program-program pemerintah.
"Tantangan ke depan akan berat, dan ini merupakan amanah besar. Untuk jangka menengah dan panjang, diharapkan Mandiri bisa menjadi bank pertama di kancah regional," ujar Kartika Wiroatmodjo usai RUPST di Jakarta, Senin (21/3).
Pria yang akrab disapa Tiko tersebut menambahkan, sebagai langkah jangka pendek diharapkan Mandiri bisa mendapatkan license agar dapat menambah cabang di Malaysia dan peningkatan akses di Singapura. Tiko menjelaskan, untuk ekspansi di tingkat regional, Mandiri sudah memiliki permodalan yang cukup kuat yakni antara Rp. 120 triliun.
"Kalau dikonversikan permodalan kami sudah 10 miliar dolar AS, jadi cukup kuat," kata Tiko.
Setelah menduduki posisi sebagai direktur utama, Tiko menegaskan tidak akan ada perubahan strategi bisnis Bank Mandiri. Namun, di tengah situasi perbankan yang masih penuh tantangan tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan dari segi marketnya. Menurutnya, setiap bank pelat merah memiliki kompetensi masing-masing dan Mandiri sudah menetapkan strategi bisnis untuk jangka waktu lima tahun.
"Masing-masing BUMN punya kompetensi, namun bagaimana nantinya mendekti pasar supaya pasar gak bergesekan di segmen-segmen yang dilakukan dengan BUMN lain," kata Tiko.
Selain itu, dalam RUPST juga mengangkat Rico Usthavia Frans sebagai direktur perseroan menggantikan Sentot A. Sentausa. RUPST juga menyetujui dan mengesahkan laporan keuangan perseroan periode 2015 serta pembayaran deviden sebesar 30 persen dari laba bersih yakni Rp. 6.100,5 miliar atau Rp. 261,44 per lembar saham. Sedangkan, laba ditahan ditetapkan sebesar Rp. 11.957 miliar.