REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para sopir taksi dan beberapa kendaraan umum lainnya berujung pada tindakan-tindakan anarkis yang merugikan. Hal itu terjadi lantaran mereka mengetahui masih ada angkutan umum yang tetap beroperasi.
"Mereka tujuannya hanya menghambat atau membuat macet total supaya aspirasinya didengar pemerintah. Karena kemaren mereka demo tertib gak didengar aspirasinya," ujar Kasubdit Dikyasa Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Agustin Susilowati melalui sambungan telepon di Jakarta, Selasa (22/3).
Agustin mengaku bertanya pada salah satu pendemo yang nampak hanya berputar-putar di jalanan. Namun mereka tidak menjawab, mereka hanya berputar-putar tidak jelas.
Sementara itu, Agustin juga menghimbau kepada para sopir angkutan umum terutama taksi yang masih menarik penumpang. Mereka diminta untuk tidak beroperasi di kawasan yang akan menjadi titik kumpul para pendemo.
"Kita mengimbau kepada angkutan umum terutama taksi, kalau yang beroperasional, biar enggak kena sweeping hindari jalan Semanggi, Istana Negara, DPR/MPR, Kemkominfo, dan Bundaran HI," jelasnya.