Selasa 22 Mar 2016 16:45 WIB

Komisaris Blue Bird: Kami tak Terpukul dengan Aplikasi Online

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Teguh Firmansyah
Ratusan supir taksi demo menolak keberadaan angkutan umum online di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Ratusan supir taksi demo menolak keberadaan angkutan umum online di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Blue Bird Group Noni Purnomo menegaskan, Blue Bird tidak terganggu dengan adanya aplikasi transportasi daring atau dalam jaringan (online). Hal ini ia katakan sebagai jawaban atas tudingan miring kepada Blue Bird atas polemik transportasi daring.

"Kami tidak terpukul dengan aplikasi online," ujarnya dalam jumpa pers di Kantor Pusat Blue Bird, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (22/3).

Namun, yang menjadi persoalan ialah masalah legalitas transportasi berbasis daring. Hal ini yang menjadi aspirasi para pengemudi yang ia sampaikan kepada Organda. "Aspirasi (kami) peraturan yang sama, harus legal," ungkapnya.

Kendati demikian, ia mengaku belum ada rencana melaporkan transportasi daring atas persaingan usaha tidak sehat.

"Dari Blue Bird sebagai perusahaan belum lakukan jalur hukum," lanjutnya.

Mengenai pembentukan badan usaha yang dilakukan Kementerian Koperasi, ia menilai menjadi ranahnya pemerintah.

"Saya tidak tahu kalau sudah sesuai Kemenhub maka sah, kalau belum ya pihak pemerintah yang tentukan," katanya menegaskan.

Sebelumnya, sejumlah sopir taksi mengaku penghasilannya turun akibat transportasi taksi berbasis aplikasi.

Baca juga, Tolak Blokir Uber dan Grab Car, PPAD Siapkan Aksi Lebih Besar.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement