Selasa 22 Mar 2016 21:29 WIB

Ricuh Sopir Taksi, Pengamat Ini Salahkan Kelas Menengah

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Polisi mengawal ribuan taksi saat meninggalkan aksi di depan DPR, Jakarta, Selasa (22/3).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Polisi mengawal ribuan taksi saat meninggalkan aksi di depan DPR, Jakarta, Selasa (22/3). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Dharmaningtyas mengatakan bentrokan yang terjadi dalam demostrasi pengemudi taksi tadi pagi disebabkan keegoisan kelas menengah. Menurutnya warga Jakarta yang menggunakan layanan taksi online atau dalam jaringan karena harganya lebih murah daripada taksi konvensional.

"Alasan orang-orang milih Grab karena murah, ini sebenarnya egoisme kelas menengah kita,"kata Dharmaningtyas dalam program acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (22/3).

Dhamaningtyas mengatakan untuk menghentikan ketimpangan antara taksi konvensional dan taksi online harus ada kesetaraan prasyarat. Dengan prasyarat sama maka dapat mengetahui mana yang dapat bertahan.

Baca juga,  Pemerinah Dalang Konflik Taksi Konvensional dan Online.

Dharmaningtyas mengatakan taksi online juga harus dikenai prasyarat seperti KIR (Pengujian Kendaraan Bermotor), mempunyai pool, membayar pajak dan lain-lain. Jika ternyata taksi online bisa tetap lebih murah dari pada taksi konvensional maka taksi konvensional harus mengevaluasi bisnis mereka.

"Taksi online bebas menentukan tarifnya sendiri tidak fair,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement