REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Penelitian membuktikan setidaknya sepertiga masjid di Belanda alami berbagai macam serangan Islamofobia. Dilansir dari The Post Online, Sabtu (19/3), riset yang dijalankan oleh Ineke van der Valk dari Universitas Amsterdam memperlihatkan dalam sepuluh tahun terakhir masjid-masjid tersebut diserang dengan ancaman tertulis, percobaan pembakaran, penempatan kepala babi, dan berbagai macam tindakan agresif yang mengusik.
Akan tetapi belum jelas apakah memang serangan terhadap Muslim mengalami peningkatan. Pihak kepolisian Belanda baru mencatat serangan-serangan spesifik pada Muslim mulai 2015 lalu. Hasil temuan pihak berwajib baru akan dipublikasikan pada musim panas ini. Pencatatan serangan diskriminatif itu dicetuskan oleh anggota dewan perwakilan dari Partai Buruh, Ahmed Marcouch.
"Kami melihat adanya peningkatan dalam insiden-insiden (Islamofobia, red) karena orang-orang semakin menyadari masalah ini, sebagian karena media sosial, dan mereka berani melaporkan hal tersebut," ujar Marcouch. "Dahulu, para imam akan membuang surat ancaman tanpa melaporkannya."
Di Belanda, beberapa masjid telah alami serangan. Pada 27 Februari lalu, masjid di Kota Enschede dilempari bom molotov ketika waktu shalat. Dua hari sebelum serangan tersebut, imam Masjid Essalaam di Rotterdam, Azzedine Karrat, menerima surat ancaman yang dialamatkan pada masjid. Dalam surat tersebut terdapat berbagai macam kata-kata merendahkan, juga simbol Nazi.
"Saya sangat terkejut. Secara pribadi, saya melihat pesan ini datang dari kelompok sayap kanan," kata dia. Tak hanya Masjid Essalam, sebanyak 20 masjid lain di seluruh bagian Belanda ternyata menerima surat sejenis.
Karrat menyatakan, rasa khawatirnya terhadap umat Islam, terutama di Belanda. Munculnya ancaman-ancaman semacam ini memperlihatkan ada hal yang kurang baik terjadi di Belanda. Surat tersebut pun dapat mengancam persatuan masyarakat.