REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Media pemerintah dan kelompok monitor menyatakan pasukan pemerintah Suriah telah mengambil alih Palmyra pada Ahad (27/3). Hal ini merujuk pada kekalahan signifikan di pihak ISIS yang menguasai kota gurun tersebut sejak Mei tahun lalu.
Televisi Suriah mengutip sumber militer yang mengatakan bahwa tentara dan sekutu berhasil mengambil alih kendali seluruh kota Palmyra. Kelompok Syrian Observatory for Human Rights mengatakan masih ada baku tembak terdengar dari bagian timur kota pada Ahad (27/3) pagi.
Namun sebagian besar pasukan mereka telah ditarik dan mundur, meninggalkan Palmyra dalam kendali pasukan Presiden Bashar al-Assad. Bagi pasukan pemerintah, pengambilalihan Palmyra melalui kampanye tiga pekan membuka banyak jalan ke timur, Deir al-Zor dan Raqqa.
Direktur Observatory, Rami Abdulrahman mengatakan 400 militan ISIS tewas dalam pertempuran di Palmyra. Ia menyebut ini adalah kekalahan terbesar ISIS sejak mendeklarasikan kekhalifahan di Iran dan Suriah pada 2014.
Palmyra adalah rumah bagi sejumlah besar reruntuhan peninggalan sejarah kerajaan Roman. ISIS melakukan serangan besar-besaran di daerah ini dan menghancurkan sebagian besar bangunan kuno yang mereka sebut tempat pemujaan berhala.