REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- "Tidak ada ruang untuk terorisme dalam Islam." Begitulah kutipan pernyataan Perdana Men teri Bangladesh, Syekh Hasina Wajed. Pemerintah Bangladesh melakukan pertemuan dengan ulama Islam di negara tersebut untuk menyebarkan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa tidak ada tempat bagi militansi dan terorisme dalam Islam. Ini karena Islam merupakan agama damai.
"Saya melakukan kerja sama dengan Anda dalam membangun kepercayaan di tengah masyarakat. Tidak ada tempat bagi militansi dan terorisme dalam Islam. Ini adalah agama damai. Silakan sebarkan pesan ini," ujar Hasina seperti dilansir thedailystar.net, Ahad (23/3).
Hasina mengingatkan kepada semua pihak, termasuk pemimpin agama, untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang bisa menyakiti sentimen keagamaan lain.
Menurutnya, setiap individu berhak melakukan ritual keagamaan sesuai dengan keyakinan yang ia anut.
Dia mendesak para ulama Islam dan para penegak hukum untuk mengambil langkah-langkah terhadap mereka yang terlibat dalam kegiatan subversif dan terorisme atas nama Islam.
"Silakan tetap waspada dan menjauhkan mereka dari kegiatan tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, saat ini begitu banyak negara yang sering dikaitkan dengan militansi Islam. Bagi sebagian besar umat Islam, hal ini tentu sangat menyakitkan.
Menurutnya, kerja sama dengan para ulama ini dilakukan setelah adanya aksi pembakaran salinan Alquran di daerah Baitul Mukarram oleh BNP- Jamaat dan aktivis Hefajat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan tidak ada lagi yang bisa melakukan kejahatan serupa di masa mendatang.
Ia menambahkan, untuk melawan terorisme yang ada di Bangladesh, pemerintah juga telah bergabung dengan beberapa eventinternasional. Ia juga akan mengambil sikap yang tegas terhadap generasi muda Muslim yang melakukan aksi terorisme dan ekstremisme.
Ia juga mengutuk dan memprotes pembunuhan anak-anak dan perempuan di Palestina oleh Israel.