Kamis 31 Mar 2016 13:16 WIB

DPR: Hubungan Diplomatik dengan Israel tidak Perlu

Pimpinan Fraksi Partai Gerindra MPR RI Elnino M Husein Mohi saat melakukan sosialisasi dengan metode outbound, Sabtu (13/6).
Foto: MPR
Pimpinan Fraksi Partai Gerindra MPR RI Elnino M Husein Mohi saat melakukan sosialisasi dengan metode outbound, Sabtu (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra Elnino M Husein Mohi menegaskan, Pemerintah Indonesia tidak perlu meladeni keinginan Israel untuk menjalin hubungan diplomatik karena negara itu masih menekan bangsa Palestina.

"Menurut saya, sampai hari ini Republik Indonesia tidak pernah mengakui eksistensi negara Israel, dan memang tidak perlu," ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Kamis (31/3).

Ia mengingatkan, Presiden Joko Widodo juga telah menyerukan kepada negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk memboikot produk Israel yang diproduksi di wilayah pendudukan Palestina. Dia menekankan, Presiden harus konsisten dengan seruan tersebut.

"Kemarin-kemarin Pak Jokowi bikin pernyataan boikot Israel, tapi kemudian dia mengizinkan atau membiarkan media ke Tel Aviv (Israel). Ini seperti antara kata dan perbuatan tidak nyambung," kata Elnino.

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan dibangunnya hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia. Seruan itu dikabarkan disampaikan Netanyahu ketika menerima kunjungan sejumlah wartawan Indonesia di Yerusalem.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement