REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Ada sementara orang yang mengatakan bahwa memilih pemimpin, misalnya bupati, gubernur atau presiden, hanya merupakan urusan dunia, dan tidak ada sangkut-pautnya dengan agama. Hal itu dibantah keras oleh Guru Besar Agama Islam IPB Bogor Prof Dr KH Didin Hafihuddin MS.
“Memilih seorang pemimpin adalah bagian dari urusan dunia sekaligus akhirat. Memilih pemimpin bagian dari urusan agama yang sangat penting. Islam tidak mengenal dikotomi atau sekulerisasi yang memisahkan antara dunia dan akhirat, termasuk dalam memilih pemimpin,” ujar Prof Didin Hafidhuddin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/4) pagi.
Kiai Didin yang juga Direktur Pasca Sarjana Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat, lalu membahas Alquran Surah Al Maidah ayat 55. “Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan ada empat syarat seseorang layak dipilih sebagai pemimpin. Persyaratan ini berlaku dalam memilih seorang pemimpin di level apa pun,” tutur Kiai Didin.
Pertama, kata Didin, beriman kepada Allah (Mukmin) dan beragama Islam (Muslim) yang baik. “Yakni seorang Muslim yang memiliki dua sifat, seperti disebutkan dalam Alquran Surah Yusuf ayat 55, “hafizhun ‘alim”,” papar Didin yang juga seorang pakar ekonomi syariah.