REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai laju inflasi hingga Maret 2016 masih menunjukkan tren positif sehingga akan memberikan ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga dana dan juga bunga kredit.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan laju inflasi Maret 2016 yang secara tahunan sebesar 4,42 persen berada dalam rentang yang aman. Laju inflasi tahunan itu masih di bawah asumsi pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 4,7 persen dan dalam radar proyeksi Bank Indonesia di tiga-lima persen.
Menurut Mirza, jika laju inflasi tahunan terus berada di bawah 4,5 peren, peluang penurunan suku bunga dana, dan suku bunga kredit perbankan, semakin lebar. "Kalau bicara suku bunga kredit, pasti di atas suku bunga dana. Jadi kalo kita bicarasuku bunga, faktor utama pasti inflasi yang harus terus dijaga," ujarnya di Jakarta, Jumat (1/4).
Pada Maret 2016, seperti dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi bulanan sebesar 0,19 persen. Sementara, inflasi Januari-Maret 2016 adalah 0,61 persen dan inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,42 persen.
Perhitungan survei BI sebelumnya justeru inflasi Maret 2016 sebesar 0,28 persen atau lebih tinggi dibanding realisasi terkini. Meskipun realisasi laju inflasi Maret 2016 rendah, kata Mirza, tekanan dari harga barang bergejolak (volatile food) masih membayangi sepanjang April 2016. Hal itu tidak terlepas dari momentum konsumsi tinggi pada Ramadhan 2016 yang semakin dekat.