REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Harga bahan bakar minyak (BBM) turun sebesar Rp 500 perliter untuk jenis premium dan solar.
Namun, penurunan harga BBM tidak berdampak besar. Sebab, penurunan tarif angkutan kota hanya turun sebesar tiga persen.
Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Tasikmalaya, Asep Sutarman mengatakan, meski harga premium dan solar turun, hal tersebut tidak berdampak besar kalau penurunannya hanya sedikit. Sebab, biaya operasional kendaraan angkuatan umum tidak ditentukan oleh harga BBM saja.
"Tapi harga spare part kendaraan juga mempengaruhi biaya operasional," kata Asep kepada Republika, Senin (4/4).
Harga premium sebelumnya Rp 7.050 perliter sekarang menjadi Rp 6.550 perliter. Kemudian, harga solar sebelumnya Rp 5.650 perliter sekarang menjadi Rp 5.150 perliter.
Asep menjelaskan, kalau harga BBM naik, maka harga spare part kendaraan akan ikut naik. Akan tetapi, ketika harga BBM turun, harga spare part kendaraan belum tentu ikut turun. Kecil kemungkinan harga spare part turun lagi.
Dikatakan Asep, harga spare part kendaraan juga dipengaruhi dolar. Ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, maka sparepart akan naik harganya.
Di Kota Tasikmalaya terdapat 1.036 mobil angkutan antar kota (angkot). Menurut Asep, ada sekitar 800 mobil angkot yang aktif beroperasi. Setelah harga BBM turun, Organda mengatur penyesuaian tarif angkot sesuai instruksi dari Organda Provinsi Jawa Barat.
"Penurunan tarif angkot sekitar sebesar tiga persen dari tarif semula," ujar Asep.
Harga tarif angkot sebelumnya Rp 3.500 untuk jarak jauh mau pun dekat. Organda menurunkan tarif sebesar tiga persen atau sebesar Rp 100. Menurut Asep, pada praktiknya akan membutuhkan pengawasan semua pihak agar penurunan tarif angkot berjalan sesuai peraturan.
Dikatakan Asep, diharapkan penumpang membayar dengan uang pas, seandainya ada penumpang yang tetap mau membayar Rp 3.500 maka sopir angkut diharapkan meminta keikhlasan dari penumpang.
Menurut Arini (23 tahun) mahasiswi Universitas Siliwangi Kota Tasikmalaya, dampak dari penurunan harga BBM belum begitu bisa dirasakannya.
Menurutnya, pada peraktiknya nanti saat membayar tarif angkot Rp 3.400 akan cukup sulit karena belum tentu penumpang memiliki uang pecahan Rp 100 atau Rp 200. Kendati demikian, ia mengaku akan berupaya mematuhi peraturan yang berlaku.