Rabu 06 Apr 2016 15:30 WIB

Akom Minta Maaf Terkait Pernyataan 'Anggota DPR Berpikiran Sesat'

Ketua DPR RI Ade Komaruddin memberikan keterangan pers usai melakkukan pertemuan tertutup di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPR RI Ade Komaruddin memberikan keterangan pers usai melakkukan pertemuan tertutup di gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (31/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Ade Komarudin menyampaikan permintaan maaf terkait pernyataannya yang menyebut "anggota DPR berpikiran sesat".

Hal itu disampaikan setelah anggota Fraksi Gerindra Edhy Prabowo mempertanyakan maksid pernyataan pria yang akrab disapa Akom itu.

"Mohon maaf kepada Mas Edhy, saya mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan, disengaja atau tidak disengaja," katanya di Rapat Paripurna DPR, Gedung Nusantara II, Jakarta, Rabu (6/4).

Akom mengatakan dirinya tidak bermaksud merendahkan martabat anggota DPR, justru mengharapkan parlemen tambah bermartabat.

Edhy Prabowo dalam Rapat Paripurna tersebut meminta Ketua DPR harus mengklarifikasi terkait pernyataan yang bersangkutan yang menyebutkan anggota DPR berpikiran sesat.

Sebelumnya, beredar sebuah video di Youtube yang menampilkan sosok Ketua DPR RI, Ade Komarudin yang sempat menghina anggota DPR.

Dalam video berdurasi 15 detik tersebut, Ade Komarudin atau Akom mengatakan bahwa pembangunan perpustakaan akan membuat anggota DPR yang mempunyai pikiran yang sesat menjadi lurus.

"Anggota DPR yang pikirannya sesat, menjadi lurus," seraya disambut tawa orang-orang yang sedang menyaksikan dirinya berbicara.

Selain anggota DPR, Akom juga mengatakan pikiran wartawan yang tadinya sesat menjadi lurus. Video yang diunggah melalui akun "Wakil Rakyat" tersebut baru disaksikan oleh 78 viewer di Youtube. Video tersebut juga baru diunggah pada 5 April 2016.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement