Jumat 08 Apr 2016 09:22 WIB

Hasan Nasbi: Dicegah KPK, Staf Khusus Ahok Tertawa dan Bingung

Rep: Antara/c33/Fauziah Mursid/ Red: Erik Purnama Putra
Direktur eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menjadi pembica dalama konfernsi pers lembaga-lembaga penyelenggara Quick Count Pilpres 2014 di Hotel Century, Jakarta, Kamis (10/7).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Direktur eksekutif Cyrus Network, Hasan Nasbi menjadi pembica dalama konfernsi pers lembaga-lembaga penyelenggara Quick Count Pilpres 2014 di Hotel Century, Jakarta, Kamis (10/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi mengaku menelpon Sunny Tanuwidaja setelah dicegah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja alias Ahok tersebut dicegah bepergian keluar negeri selama enam bulan ke depan.

“Sunny saya hubungi barusan ketawa-ketawa saja. Meski bingung, dia bakal ikuti keinginan KPK. Cerita apa adanya,” katanya melalui akun Twitter, @datuakrajoangek.

Hasan belum lama ini mengaku memberikan sumbangan uang sebesar Rp 500 juta kepada Teman Ahok, sebuah relawan yang mengusung duet Ahok-Heru Budi Hartono di Pilgub DKI 2017. Markas Cyrus Network dan Teman Ahok sama-sama di Graha Pejaten, Jakarta Selatan, yang merupakan lahan milik Pemprov DKI.

Hasan mengatakan, Sunny ternyata tidak mengahu sampai harus dicegah KPK. “Dia bingung kenapa lompat ke dia. Lah Balegda belum ada yang jadi tersangka atau dicegah. Perda zonasi kan urusan mereka,” kata Hasan menirukan perbincangan dengan Sunny.

Selanjutnya, kata Hasan, Sunny akhirnya hanya bisa pasrah dicegah KPK keluar negeri. “Tapi dia bilang ya sudahlah hadapin aja. Ini mungkin risiko dan jalan yang haris ditempuh,” ujarnya.

Gara-gara itu, Hasan mengaku banyak dihubungi wartawan untuk mengetahui keberadaan Sunny. Namun, ia malah curiga dengan pertanyaan para wartawan. "Pertanyaan semua wartawan sama saya malam ini semua seragam. 1. Sunny apa kabarnya? 2. Sejak kapan kenal sama Sunny? Ada yang pesan hehe."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement