Ahad 10 Apr 2016 13:30 WIB
Pilkada DKI Jakarta

Pengamat: Publik Mulai Jenuh dengan Ahok dan Sosok Cagub Lainnya

 Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menilai saat ini muncul gejalah kejenuhan publik terhadap figur-figur yang akan maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Di tengah situasi perubahan dan dinamika politik Jakarta, muncul semacam kejenuhan publik terhadap sejumlah figur yang mencuat saat ini. Publik mulai jenuh dengan sosok Ahok dan lainnya," kata Ubedilah, Ahad (10/4).

"Kejenuhan itu mendorong kesadaran publik untuk mencari figur baru yang tidak seperti Ahok, juga tidak seperti figur lainnya yang terlalu politis," ujarnya.

Ubedilah menjelaskan rakyat Jakarta membutuhkan figur visioner yang memiliki karya besar serta bisa membawa perubahan segar untuk menjadikan Jakarta sejajar dengan kota-kota besar di dunia.

"Figur seperti itu dimungkinkan menjadi alternatif yang sangat menarik bagi jutaan pemilih rasional di Jakarta," ucapnya.

Direktur Puspol Indonesia itu mengingatkan agar partai politik mampu membaca kecenderungan baru tersebut guna menguatkan kepercayaan publik pada partai politik.

"Analisis ini juga meniscayakan dukungan partai politik dalam menjalankan pemerintahan DKI Jakarta menuju 2022," katanya lagi.

Ia menambahkan, Cagub yang berpeluang mengalahkan Ahok di Pilkada mendatang adalah sosok yang cerdas dan santun. "Cerdas dibuktikan dengan karya keilmuannya atau karya lainya yang cemerlang bahkan mempengaruhi dunia. Santun dibuktikan dengan tutur katanya yang santun," jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement