Ahad 10 Apr 2016 14:07 WIB

Papua Lepas Pelayaran Pertama Ekspor Langsung ke Cina

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ilham
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA -- Gubernur Papua, Lukas Enembe bersama Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV Doso Agung melepas pelayaran langsung (direct call) ekspor perdana dari Papua menuju ke negara tujuan ekspor Cina. Mereka memberangkatkan 40 kontainer komoditi kayu olahan pada Sabtu (9/4).

Pelaksanaan ekspor langsung ke Cina di Pelabuhan Jayapura ini dapat dilakukan setelah Pemda Papua menggandeng Pelindo IV yang telah merintis pengapalan ekspor langsung ke negara tujuan pada awal 2016. Jalurnya melalui Pelabuhan Makasar dilanjutkan ke Papua Barat dan Papua.

Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sambutannya menyatakan, ekspor perdana dari Papua merupakan langkah awal menuju visi kemandirian Papua dan mewujudkan kesejahteraan pengusaha dan masyarakat Papua.

"Ini karya nyata yang dilakukan Pemda Papua dan Pelindo IV, riil dan konkrit, tidak hanya teori atau wacana, dan langsung bisa dinikmati dan kelihatan hasilnya untuk kemudahan pengusaha dan kesejahteraan masyarakat Papua," katanya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/4).

Dengan ekspor langsung, ucap Gubernur, pengusaha Papua mendapatkan penghematan waktu pengiriman 10 hari dan hemat biaya hampir 300-600 dolar AS per kontainer.

Dia berkeyakinan untuk tahap selanjutnya volume komoditas ekspor dari Papua akan dapat di tingkatkan dari waktu ke waktu. Jika sekarang hanya 40 kontainer per pekan, selanjutnya bisa 100 kontainer per pekan dan terus meningkat.

Sebelumnya, hasil kayu olahan asli Papua jika akan dikirim ke luar negeri harus melalui antar pulau dulu seperti ke Surabaya atau Jakarta sehingga status ekspornya adalah di Surabaya atau Jakarta. Belum lagi double handling turun naik pindah kapal sehingga biayanya tinggi.

Akibatnya, pengusaha dan masyarakat Papua tidak mendapatkan benefit yang maksimal karena selain biaya logistik yang mahal juga waktu tempuh ke negara tujuan ekspor menjadi sangat lama. Dengan direct call ini ekspor langsung dari Papua akan merangsang pengusaha dan masyarakat untuk menumbuh kembangkan usaha makro maupun mikro yang berorientasi ekspor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement