REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana mendirikan “House of Shanghai” di Kampung Ketandan, Malioboro, Kota Yogyakarta. Rencana ini merupakan langkah awal kerja sama Pemerintah DIY dan Kota Shanghai, Tiongkok.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono, “House of Shanghai” nantinya bisa menjadi tempat untuk mempelajari aktivitas seni budaya dan kuliner Shanghai. Ia mengatakan, masyarakat Yogyakarta bisa banyak belajar dari Shanghai, mengingat kota ini sudah berusia sekitar 5.000 tahun. Selain pendirian “House of Shanghai”, kata dia, seniman asal DIY rencananya akan tampil di kota terbesar di Tiongkok itu pada Oktober mendatang.
Kerja sama Pemerintah DIY dengan Shanghai ini ditegaskan dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) yang ditandatangani di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (12/4). Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang langsung meneken MoU tersebut, sedangkan Shanghai diwakili Ketua Parlemen setempat Wu Zhiming. Kerja sama ini meliputi bidang kebudayaan, pendidikan, teknologi, serta investasi.
Sultan mengatakan, MoU ini dibuat untuk meningkatkan kerja sama yang sudah terjalin dengan Shanghai. Menurut Sultan, Shanghai mempunyai sejarah yang panjang ribuan tahun. Sedangkan Yogyakarta baru 250 tahun. Karena itu, Yogyakarta bisa belajar dari Shanghai. “Coba belajar bagaimana menjaga dan merestorasi tradisi atau heritage karena mereka mempunyai kemampuan untuk itu,’’ ujar Gubernur yang juga Raja Keraton Yogyakarta itu.