Kamis 14 Apr 2016 06:39 WIB

Dai Muda Perlu Ditanamkan Militansi Dakwah

Rep: C25/ Red: Angga Indrawan
Ahmad Satori Ismail  Ketua Ikatan dai Indonesia
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ahmad Satori Ismail Ketua Ikatan dai Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minat dai muda untuk berdakwah di daerah pedalaman memang minim. Perlu ada nilai-nilai khusus yang ditanamkan kepada dai muda.

Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Ahmad Satori Ismail, mengakui minat dai-dai muda untuk berdakwah di pedalaman memang kecil. Maka itu, perlu nilai-nilai fadilah dan militansi untuk ditanamkan dalam pola pikir para dai.

"Dai muda perlu ditanamkan fadilah dari dakwah, serta militansi dalam berdakwah,' kata Satori, Rabu (13/4).

Ia mengatakan dengan nilai-nilai itu, dai muda akan menjadi sosok yang tangguh dalam berdakwah, termasuk saat dikirim ke pedalaman. Namun, Satori menekankan nilai-nilai itu perlu diimbangi dengan metode dakwah yang lembut dan indah.

Dai muda, lanjut Satori, perlu bekal keahlian-keahlian tambahan, yang nantinya akan berguna bagi umat yang ada pedalaman. Terlebih, banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi ekonomi tinggi, dan bisa diajarkan para dai untuk dikembangkan.

Ikadi sendiri selama ini memang mendidik para dai dari usia muda, dengan ditempatkan di pesantren-pesantren terbaik yang ada di Indonesia. Pendidikan sejak usia dini tersebut, diakui Satori, mampu meneruskan program pengiriman dai ke pedalaman hingga kini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement