REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemimpin lebih dari 50 negara-negara Muslim menuduh Iran mendukung terorisme pada Jum’at (15/4) kemarin. Selain itu, Iran juga dituduh telah melakukan campur tangan dalam urusan internal negara-negara regional termasuk Suriah dan Yaman.
Pada pekan ini, para pemimpin negara menghadiri pertemuan puncak Anggota Kerjasama Islam (OKI) yang beranggotakan 57 negara di Istanbul, Turki. Dalam pertemuan tersebut membahas berbagai isu kemanusiaan, seperti dalam perang sipil di Suriah.
"Konferensi menyesalkan campur tangan Iran dalam urusan internal negara-negara di kawasan dan negara anggota lainnya termasuk Bahrain, Yaman, Suriah, dan Somalia, dan dukungan untuk terorisme," kata OKI dalam pertemuan puncak komunike, seperti dilansir dari Arabnews, Sabtu (16/4).
Terkait hal itu, OKI menekankan perlunya "hubungan kerja sama" antara Iran dan negara-negara Muslim lainnya, termasuk menahan diri dari penggunaan atau ancaman kekerasan. Kedua negara, baik Turki ataupun Arab Saudi, yang secara bergilir telah tiga tahun menjabat presiden OKI merupakan bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS )terhadap militan Negara Islam di Suriah.
Bahkan, kedua negara tersebut juga menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad. Sikap itulah yang telah menempatkan Turki dan Arab Saudi bertentangan dengan Iran, sekutu pemimpin Suriah. Selain itu, Iran juga bersekutu dengan gerakan Houthi di Yaman, yang telah berjuang melawan pasukan yang setia kepada Presiden Yaman.