Selasa 19 Apr 2016 08:27 WIB

Wakil Ketua KPK MUI Safari Dakwah ke Jateng

kh wahfiudin
Foto: dok. pribadi
kh wahfiudin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Selama lima hari, 14 April hingga 19 April 2016, Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi (KPK) MUI Pusat, KH Wahfiudin Sakam melakukan safari dakwah ke Jawa Tengah.

''Alhamdulillah, dengan kerap menyambangi umat, saya semakin tergerak untuk lebih berkontribusi mengembangkan umat,'' ungkap ulama yang juga aktif di divisi Diklat dan Pengkaderan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) ini kepada Republika.co.id, Selasa (19/4).

Setelah bulan lalu mengunjungi wilayah Sumatera, kali ini, wakil talqin Abah Anom mengunjungi sejumlah kota di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Batang, Tegal dan Purbalingga.

Di Pekalongan (14/4), Kiai Wahfiudin mengunjungi Pengurus Perwakilan Yayasan Serba Bakti Suryalaya yang mengadakan pengajian manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani. Kegiatan yang dihelat di Masjid Al Fairus ini dihadiri sekitar 800 jamaah.

Keesokannya, anggota Dewan Penasehat Syariah Dompet Dhuafa ini menghadiri acara pembinaan mental karyawan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Batang. Dalam paparannya, ia menyampaikan kiat mengembangkan SDM berbasis spiritual di hadapan 60 karyawan dan staf.

Selama dua hari di Purbalingga, Kiai Wahfiudin mengikuti acara tahlil di Pesantren Al-Mujahadah, Mrebet, yang dihadiri jamaah Thariqah Qadiriyyah Naqsyabandiyyah (TQN) Suryalaya.

Dalam kesempatan tersebut, kiai Wahfiudin mengajak jamaah agar sering-sering mengingat kematian. Di penghujung acara ditutup dengan dzikir berjamaah.

Selanjutnya Kyai Wahfiudin menghadiri pengukuhan pengurus MATAN (Mahasiswa Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdhiyyah) cabang Purbalingga. Turut hadir Bupati, Dandim, Kapolres serta tokoh masyarakat sekitar.

Di hadapan pengurus yang dilantik, Mudir Idarah Wustha JATMAN Jakarta ini memompa semangat pengurus dengan menceritakan kisah perjuangan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam kemerdekaan Indonesia.

“Keluarnya resolusi jihad yang digagas Mbah Hasyim, mendorong terjadinya pertempuran besar di Surabaya pada 10 november,” ungkap kiai Wahfiuddin menjelaskan.

Di akhir penyampaiannya, Kiai Wahfiudin mengingatkan seluruh pengurus agar bekerja dengan ikhlas dan tetap berpegang pada tiga tiang agama dalam mengemban tugas, yaitu; Islam, Iman dan Ihsan.

Selepas dari Purbalingga, rencananya Kiai Wahfiudin melanjutkan perjalanan ke Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya. Selasa (19/04) Ia terjadwal menyampaikan khidmat ilmiah dalam acara manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement