Selasa 19 Apr 2016 12:38 WIB

Generasi Muda Golkar Curiga dengan Penundaan Munaslub

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Ahmad Doli
Foto: Antara
Ahmad Doli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi muda Partai Golkar mencurigai ada skenario tertentu dibalik penundaan pelaksanaan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) oleh panitia.

Inisiator generasi muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurniawan mengatakan, pihaknya khawatir penundaan yang berkali-kali dilakukan panitia merupakan desain untuk memertahankan kepemimpinan Golkar saat ini.

"Saya khawatir ini bagian dari skenario untuk tetap ingin memertahankan kepemimpinan yang sekarang," ujarnya Doli pada Republika.co.id, Selasa (19/4).

Pekan lalu, Steering Committe (SC) Munaslub Golkar mengatakan pelaksanaan Munaslub ditunda menjadi tanggal 17 Mei 2016. Padahal, sebelumnya direncanakan Munaslub akan digelar tanggal 7 Mei 2016. Namun, akhir pekan kemarin, justru kembali muncul pelaksanaan Munaslub akan dilaksanakan tanggal 25 Mei 2016.

Sebabnya, sampai saat ini belum ada kepastian soal Surat Keputusan (SK) dari Menteri Hukum dan HAM yang mengesahkan kepengurusan rekonsiliatif yang sudah disepakati oleh dua kubu Golkar.

Doli juga menyebut ada keanehan yang terjadi pada Ketua Umum Golkar hasil munas Ancol, Agung Laksono. Wakil Ketua Umum Golkar hasil munas Riau yang dulu 'membelah' Golkar atas nama penyelamatan partai seperti kehilangan taji.

Agung dinilai sudah tidak bersuara keras lagi terkait pelaksanaan Munaslub partai berlambang pohon beringin ini. Agung Laksono merupakan salah satu orang yang dimasukkan dalam kepengurusan rekonsiliatif yang dibentuk bersama Ketua Umum Golkar hasil munas Bali, Aburizal Bakrie.

"Agung Laksono dan kawan-kawannya yang dulu sempat ‘membelah’ partai atas nama penyelamatan partai sepertinya kehilangan taji, tidak bersuara lantang dan kritis lagi," tegas Doli.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar hasil Munas Riau itu menyebut kondisi saat ini seakan mempermainkan Golkar dan dibiarkan oleh pemimpinnya sendiri. Doli mencurigai belum ada keikhlasan dari pemimpin Golkar untuk membawa partai ini keluar dari masa kritis setelah berkonflik hampir 2 tahun.

Sebab, masih terlihat kepentingan pribadi dan kelompok yang lebih dominan dibandingkan kepentingan partai. Hal itu dibuktikan dengan pengunduran pelaksanaan Munaslub yang berulang tanpa mekanisme dan alasan yang jelas.

"Bayangkan dalam waktu satu minggu sudah 3 kali waktu Munaslub ini berubah," ujar dia.

Padahal, agenda politik nasional sudah sngat dekat. Ditambah lagi masih terjadi pemecatan terhadap pengurus-pengurus di daerah yang membuat pengurus daerah semakin khawatir dengan kondisi Golkar.

Kabar pemecatan terbaru datang dari pengurus DPD Jawa Barat. Pemecatan menimpa Sekretaris dan Wakil Ketua DPD Golkar Jawa Barat, Iswara dan Budi Asmara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement