REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua dewan kehormatan PSSI, Agum Gumelar meminta ketua umum PSSI, La Nyalla Mahmud Mattaliti, supaya kembali ke Indonesia dan menghadapi kasus hukumnya dengan jiwa ksatria.
Agum juga menyarankan supaya La Nyalla tidak takut dengan kasus yang menimpanya. Ia yakin suatu kebenaran akan tetap terlihat benar. Dia berharap selain kisruh sepak bola selesai, kasus La Nyalla juga dapat diselesaikan.
Agum menambahkan, negara Indonesia adalah negara hukum dan harus diimplentasikan, bukan sebagai alat kekuasaan. Bagi dirinya setiap warga negara harus taat hukum, termasuk ketua umum PSSI, dan begitu juga dengan pejabat pemerintahan. (Baca: Masih Jadi Buronan, La Nyalla Beri Sambutan Tertulis HUT PSSI)
"Saya yakin La Nyalla akan hadapi hukum tersebut dengan jiwa ksatria dan segera kembali. Bahwa yang benar tetap benar jadi jangan takut," tutur Agum saat menghadiri acara perayaan ulang tahun PSSI, Selasa (19/4)
Agum percaya La Nyalla dapat mengatasi kasusnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Namun yang terpenting saat ini dia harus berani menghadapi kasunya. Kemudian terkait kasus yang menimpa ketua umum PSSI tersebut, tidak mempengaruhi kerja Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI yang dikomandani olehnya. Bahkan Agum menegaskan Komite Ad-Hoc Reformasi tetap bekarja hingga saat ini.
La Nyalla sendiri saat ini sedang menjalani proses hukum terkait kasus korupsi dana hibah Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur yang menjerat dirinya.
La Nyalla juga telah memberikan mandat kepada kedua wakil ketua umumnya, Hinca Panjaitan dan Erwin Dwi Budiawan untuk mengganti perannya sebagai ketua umum PSSI. Mandat itu tertulis dalam sambutan tertulis dalam perayaan ulang tahun PSSI tersebut.