REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengungkapkan keinginannya bertemu Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono membahas masalah kebangsaan.
"(Bertemu SBY) tidak terkait itu (pergolakan di PKS) namun soal lebih besar. Beliau Presiden dua periode sehingga apa pun di dalamnya ada ilmu yang besar tentang Indonesia," kata Fahri Hamzah di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan selama 10 tahun kepemimpinan SBY menjadi Presiden RI, prestasi Indonesia merangkak naik salah satunya karena ada kritik yang konstruktif dari masyarakat.
Fahri mencontohkan, selama kepemimpinan SBY, dirinya menjadi tukang kritik namun Presiden Kelima RI itu tidak masalah mendengar kritikan tersebut. "Itu salah satunya adalah karena kita kritik, beliau berkali-kali (katakan) 'teruskan dinda, teruskan dinda'. Makanya Anda tahu kan 10 tahun pak SBY memimpin, saya adalah tukang kritik beliau dan Alhamdulillah tidak ada masalah," ujarnya.
Dia mengatakan, SBY tahu omongan anggota DPR digaransi rakyat dan tidak boleh dibungkam karena untuk kebaikan eksekutif yang dikritik. Kritik itu menurut dia wajib sehingga kalau ada anggota DPR tidak melakukan kritik maka ada masalah. "Di luar itu bahaya, berarti dia tidak sadar dan tidak mengerti menjadi anggota DPR," katanya.
Baca juga, PKS Perkenankan Fahri Kembali.
Fahri mengatakan kepastian pertemuan itu menunggu tindak lanjut yang dilakukan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menjadi penghubung dalam pertemuan tersebut. Dia menampik pertemuan itu sebagai langkah awal baginya masuk ke Demokrat.
"Bukan (karena ingin masuk Demokrat), saya pendiri PKS dan tetap ingin di PKS. Saya justru menggugat itu supaya bisa balik ke PKS," ujarnya