Kamis 21 Apr 2016 13:37 WIB

Pedagang Pasar Sumber Desak Dewan Keluarkan Mosi tak Percaya Bupati

Rep: Lilis Handayani/ Red: Esthi Maharani
Pedagang Pasar Sumber berdemo di kantor bupati Cirebon, Kamis (21/4). Mereka menolak dipindahkan ke lokasi pasar yang baru.
Foto: Lilis S Handayani/Republika
Pedagang Pasar Sumber berdemo di kantor bupati Cirebon, Kamis (21/4). Mereka menolak dipindahkan ke lokasi pasar yang baru.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Ribuan pedagang pasar Sumber, Kabupaten Cirebon mendesak DPRD setempat untuk memberikan mosi tidak percaya kepada Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadi Sastra. Hal itu disampaikan pedagang dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Kantor Bupati Cirebon, Kamis (21/4).

''Jika aspirasi pedagang tidak diperhatikan, maka kami menuntut dewan untuk mengambil hak interpelasi dan memberikan mosi tidak percaya kepada bupati,'' tegas Ketua Ikatan Pedagang Pasar Sumber, Ridwan, saat menyampaikan orasinya.

Dalam aksi demo yang dimulai sekitar pukul 08.30 WIB tersebut, massa mengibarkan berbagai bendera termasuk bendera ormas. Sekitar pukul 10.00 WIB, sebanyak kurang lebih lima orang perwakilan pedagang masuk ke kantor bupati dan ditemui langsung oleh Bupati Cirebon, Sunjaya Purwadi Sastra.

Sedangkan massa menunggu di luar kantor bupati dengan tertib. Aparat keamanan tampak menjaga lokasi demo dengan ketat. Pengamanan dipimpin langsung Kapolres Cirebon, AKBP Sugeng Hariyanto.

Salah seorang pedagang, Lili menyatakan, para pedagang pasar Sumber hanya menginginkan revitalisasi pasar lama. Dia menegaskan, pedagang menolak dengan tegas relokasi ke Kelurahan Kenanga.

''Jualan di pasar darurat yang dekat dengan pasar lama saja pembeli pada lari, apalagi kalau direlokasi ke lokasi yang jauh,'' kata pedagang yang berjualan di pasar Sumber sejak 1974 itu.

Lili berharap, bupati Cirebon bisa mengabulkan keinginan pedagang untuk revitalisasi pasar di lokasi lama. Jika keputusan yang diambil tetap relokasi, maka itu berarti menyengsarakan rakyat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement