REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, Jawa Barat, mencatat sedikitnya 5 ribu unit rumah di lima kecamatan setempat dilanda banjir akibat luapan Kali Bekasi, Kamis (21/4).
"Dua titik permukiman yang mengalami genangan tertinggi terpaksa dievakuasi warganya demi keamanan," kata Ketua Koordinator Satuan Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi Ahmad Dimyati di Bekasi, Kamis.
Dia mengatakan seluruh perumahan di Kecamatan Jatiasih yang posisinya berada di Bantaran Kali Bekasi dipastikan terkena dampak banjir.
Banjir juga menggenangi sejumlah permukiman lain di Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Utara, serta Rawalumbu.
"Paling parah berada di Perumahan Pondok Gede Permai yang genangannya bervariasi mulai tiga meter sampai empat meter," katanya. Banjir di lokasi itu akibat air Kali Bekasi yang mengalir melalui tanggul jebol, air juga limpas dari bibir tanggul.
Di perumahan tersebut, lebih dari 700 kepala keluarga terkena dampak banjir dan dievakuasi ke sejumlah lokasi aman.
Selain itu, sebanyak 500 kepala keluarga di lokasi lain juga terdampak banjir, di antaranya Perumahan Bumi Nasio sebanyak 500 kepala keluarga, Perumahan Dosen IKIP sebanyak 400 kepala keluarga, Perumahan Villa Jatirasa sebanyak 500 kepala keluarga.
"Sisanya menyebar di Perumahan Kemang Ifi Graha, Perumahan Pondok Mitra Lestari, Perumahan Depnaker, Perumahan PPA, Perumahan Kemang Pratama, dan masih banyak lagi," katanya.
Dikatakan Dimyati, luasnya cakupan banjir yang terjadi kali ini bukan dikarenakan ketidaksiapannya dalam melakukan langkah-langkah antisipasi sebab sebelum mulai menggenangi permukiman warga pun, koordinasi dengan petugas yang diposisikan di hulu Kali Bekasi tetap dilakukan.
"Kami sudah mendapat info perihal peningkatan debit air, tapi tetap tidak bisa mengantisipasi dampaknya karena debitnya terlampau tinggi. Bahkan bisa dibilang ini luapan Kali Bekasi yang terparah sepanjang 2016," katanya.