REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Memadukan olahraga dengan sebuah peringatan telah menjadi karakteristik Hari Anzac di Australia. Kini, para ekspat negeri kanguru di Vietnam, Thailand, Kalimantan, dan Hong Kong -bersama dengan warga lokal -melanjutkan tradisi ini dengan pertandingan footy.
Dua seteru klasik di Liga Footy atau Sepakbola Australia (AFL), yakni klub Collingwood dan Essendon, memainkan pertandingan tahunan Hari Anzac di lapangan Cricket Ground Melbourne (MCG) sejak tahun 1995. Tapi hubungan antara olahraga dan perang sesungguhnya bukan fenomena baru.
Tentara Australia yang bertugas di Vietnam bermain footy (sepakbola Australia) di kota Vung Tau pada tahun 1960-an, dan tahun ini, klub Vietnam Swans akan menjadi salah satu tim yang menjamu sejumlah pertandingan tingkat Asia, yang sekaligus menampilkan penghormatan terhadap para tentara dan perempuan yang terlibat perang di seluruh negeri.
"Pertandingan Hari Anzac telah menjadi bagian istimewa dari bermain footy di Asia," tutur Presiden AFL Asia, Darren Whitfield. Klub dan para pemain kami menyadari pentingnya hari itu, menggunakannya untuk merayakan hubungan yang kami punya dengan komunitas di tempat tinggal.
Klub Vietnam Swans akan menjadi tuan rumah laga persahabatan Anzac ke-7 mereka di lapangan Lord Mayor, Vung Tau, tempat yang sama ketika pertandingan Liga Footy Vietnam dimainkan di antara tentara Australia pada tahun 1966-1971.
Dengan diperingatinya 50 tahun Pertempuran Long Tan pada tahun ini, pertandingan persahabatan Anzac tahun 2016 punya arti penting lebih. Tim Vietnam Swans yang bermain dengan tim Jakarta Bintangs akan melepas jaket rajut warisan 50 tahun edisi khusus. Para pemain dari kedua tim akan memakai dua gelang pelindung berwarna hitam untuk mengenang para korban dari kedua belah pihak.