REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengajak umat Islam untuk tidak terprovokasi dengan data-data yang belum jelas sumbernya. Data mengenai murtadnya dua juta Muslim yang murtad perlu analisis lebih jauh.
"Perlu kita lakukan analisis sumber data itu dari mana. Kalau benar penelitian dilakukan salah seorang anggota MUI perlu diketahui dasar penelitiannya apa, saya pikir itu bukan dari MUI," jelas dia kepada Republika.co.id, Ahad (24/4).
Abdul Mu'ti mengingatkan agar kaum Muslimin berhati-hati dengan informasi itu. Kalaupun data tersebut benar maka ini merupakan sebuah masalah besar bagi pemimpin Muslim. Para pemimpin Muslim harus melakukan introspeksi mengenai strategi dakwahnya selama ini dan model dakwah yang tepat untuk menjangkau masyarakat secara luas.
"Saya juga berharap jangan terlalu sering melihat data seperti ini apalagi dikaitkan dengan agresifitas dakwah agama lain," jelas dia.
Dia menegaskan, intropeksi harus dilakukan internal umat Islam sendiri. Karena selama ini dakwah organisasi Islam hanya menekankan seremonial dan ceramah dari kota ke kota saja. Dia menjelaskan, dakwah umat Islam kurang menjangkau persoalan masyarakat dengan solusi Islami. Banyaknya Muslim yang berpindah agama bisa saja karena faktor ekonomi dan sosial.
Dengan adanya data ini, Abdul Mu'ti juga mengingatkan agar umat muslim berhati-hati kemungkinan adanya adu domba kelompok masyarakat tertentu baik dengan jumlah pemeluk agama dan jumlah pemeluk agama yang berpindah. Rilis ini bahkan bisa menjadi alat pemecah belah persatuan bangsa dan bisa menimbulkan disharmoni agama satu dengan agama lain.