REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Wartawan Republika Sonia Fitri berhasil menyabet juara dalam Lomba Musabaqah Makalah Ilmiah Alquran (M2IQ) tingkat Jawa Barat. Lomba musabaqah ini menjadi salah satu rangkaian dari kompetisi Musabaqah Tilawatil Quran ke-35 yang diselenggarakan di Tasikmalaya.
Nia, sapaan akrabnya, merupakan peserta dari Kabupaten Bandung Barat. Ia merasa bersyukur dengan torehannya pada lomba tingkat Jabar tersebut. Publik KBB pun menaruh bangga pada perempuan kelahiran Kampung Bangong, Desa Pasirpogor, Kecamatan Sindangkerta, 24 tahun lalu ini.
"Nia bersyukur sekali atas raihan ini. Alhamdulillah, kalau diberi umur panjang, Nia bisa lanjut lagi ke M2IQ yang di Lombok," ujar Nia, Senin (25/4). Dengan kemenangan tersebut, Nia berhak melanjutkan prestasinya dalam kompetisi MTQ tingkat nasional yang direncanakan digelar pada Mei mendatang di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gelaran MTQ kali ini menjadi yang terakhir bagi Nia. Sebab, batas maksimal usia peserta dalam lomba MTQ ini 24 tahun. Di tahun ini, tepatnya pada September mendatang, Nia sudah genap berusia 25 tahun. Karena itu, Nia tidak bisa ikut serta dalam lomba MTQ itu lagi. "Iya, ini MTQ terakhir Nia, tapi Nia sudah puas dengan capaian ini," ujar dia.
Saat mengikuti perlombaan M2IQ tersebut, Nia sebetulnya mengaku kesulitan. Sebab, perangkat lomba yang digunakan para peserta adalah mesin tik model lama. Sedangkan, waktu yang diberikan kepada peserta untuk penyusunan naskah dengan tema tertentu hanya delapan jam.
Tentu ada tantangan tersendiri bagi Nia saat itu. Apalagi, referensi yang boleh digunakan hanya dari buku, bukan internet. "Jadi referensinya dari buku, bukan dari internet," kata dia.
Dalam lomba makalah itu, panitia MTQ memberikan tema tertentu kepada peserta. Dalam lomba itu, tema yang ditentukan panitia yakni tentang kesetaraan gender dan budaya kerja. Dari tema yang masih umum itu, peserta harus mengembangkannya kembali. "Cukup kesulitan saat mencari ide mengembangkan tema dari panitia," kata dia.
Kesalahan teknis dalam pengerjaan pun kerap dialami Nia. Misalnya, terkadang mesin tik yang digunakannya tersebut tak bisa difungsikan. Karena itu, bagi Nia, butuh kesabaran untuk menuntaskan pembuatan makalah itu. "Karena (mesin tiknya) suka ngadat," ucap dia.
MTQ kali ini bukanlah yang pertama kali diikuti Nia. Tahun lalu, ia pun sempat menyabet juara kedua pada lomba MTQ yang sama. Namun, berkat kesungguhannya, Nia pada tahun ini menjadi juaranya.
Kepala Bagian Kesra Setda KBB Dadang Karmana menuturkan, KBB pada lomba MTQ ke-34 ini berada di peringkat keempat setelah Kota Bandung, Tasikmalaya, dan Bekasi.
Raihan empat besar ini tidak hanya berkat prestasi torehan Nia, tapi juga M Andulloh Adli yang berhasil menyabet juara pertama pada lomba menghafal satu juz Alquran, dan Hamdani Muta'ali yang juga meraih juara pertama pada lomba menghafal lima juz Alquran. "Mereka masing-masing mendapat medali emas," kata dia.
Posisi keempat di tingkat Jabar ini, jelas Dadang, menunjukkan adanya peningkatan jika dibandingkan tahun lalu yang hanya di posisi 10 besar. "Meningkat kalau dibandingkan dengan MTQ tahun lalu yang di Kuningan," tutur dia.