REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para santri Madrasah Darussunah berduka atas meninggalnya KH Ali Mustafa Yaqub pada Kamis (28/4) pukul 06.30 WIB. Salah satu santri, Mualim (23 tahun) mengaku, selalu kagum dengan sosok almarhum.
Bagi Mualim, almarhum selalu menganggap para santri sebagai anak-anaknya. Bahkan, ia selalu mengingat ucapan almarhum yang berjanji kepada para santri akan datang ke acara pernikahan anaknya.
"Dia menganggap kita anak-anak beliau. Bahkan beliau bernah bicara, kalau sudah lulus, jangan datangi saya kecuali kalau mau nikah. Kalau nikah, saya akan datang walau jauh," kata Mualim mengenang kata-kata almarhum.
Santri Pendidikan Bahasa Arab itu mengenal almarhum sebagai panutan yang tegas dan selalu kuat dlam berprinsip. Terutama, prinsip agama yang selalu berpegang dengan Alquran dan Hadist sehingga tidak terpengruh ajaran yang menyesatkan.
Almarhum, ia mengatakan, juga selalu mendidik para santri untuk menjaga kebersihan dan belajar. Alasannya, almarhum ingin mengajarkan para santri dalam belajar disiplin.
Sejumlah santri yang selesai menempuh pendidikan di Madrasah Darussunah rencananya bakal dikirim ke Papua untuk berdakwah. Mualim menjelaskan, hal twrsebut dikarenakan niat almarhum yang tidak terspaikan saat remaja.
"Niatnya, setelah lulus dari Saudi beliau ingin dakwah. Tapu ditahan Gusdur (Abdurrahman Wahid) karena masih dibutuhkan di Jakarta. Diniatkan untuk dakwah, karena lebih baik dari dunia dan seisinya, tak usah ragukan itu," ucap dia.