REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah survei terkini memperlihatkan bahwa 9 dari 10 pekerja kantoran di Inggris menderita 'stres teknologi' selama rapat. Mereka tertekan saat berusaha menemukan kabel yang tepat atau pekerjaan rumit lain sebelum melakukan presentasi.
Penelitian yang dilakukan oleh spesialis visualisasi Barco ini menunjukkan sebanyak 93 persen orang pernah mengalami hal itu. Efeknya disebut cukup serius pada aspek profesional, seperti menurunnya kualitas, terbuangnya waktu, terlewatnya tenggat, bahkan batalnya promosi.
Ketika seseorang mengalami stres tersebut, denyut jantungnya mencapai 179 kali per menit (bpm). Padahal, denyut jantung normal orang dewasa ialah 60-100 denyut per menit.
Dalam usaha mengatasi masalah teknologi itu, sebanyak 60 persen orang mencoba memperbaikinya sendiri. Sementara, 49 persen memanggil bagian teknis atau IT, 30 persen menyerah dan menjalankan rencana cadangan, sementara 15 persen menunda pertemuan sampai masalahnya selesai.
Hampir seluruhnya, yaitu 90 persen orang mempersiapkan segalanya di awal agar kejadian itu tak terulang. Sedangkan 44 persen lainnya melakukan latihan khusus soal pemanfaatan teknologi.
Kepala Manajemen Produk Divisi ClickShare Barco Lieven Bertier mengatakan, perusahaan bisa melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, berinvestasi menyediakan teknologi ruang pertemuan yang memiliki tombol otomatis yang praktis.
"Hal itu akan membantu mengurangi kompleksitas dan stres pekerja kantor, juga berdampak positif untuk pertumbuhan bisnis," ujar Bertier.