Kamis 28 Apr 2016 20:18 WIB

Batik Pewarna Alami Lebih Disukai Konsumen

Batik dengan pewarna alami dari pohon bakau
Foto: nfitriah.blogspot.co.id
Batik dengan pewarna alami dari pohon bakau

REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Batik dengan menggunakan pewarna alami lebih banyak disukai konsumen dibandingkan menggunakan pewarna kimia, terutama wisatawan asing, kata instruktur pelatihan desain batik, Hani Suryani.

"Batik dengan pewarna alami juga lebih ramah lingkungan dibanding dengan pewarna kimia," katanya pada pelatihan desain batik pada para eks buruh migrant di Wonosobo, Kamis (28/4).

Ia menyebutkan salah satu bahan yang dapat dijadikan pewarna alami, yakni daun pohon indigo vera. Menurut dia pewarna batik dari daun indigo vera sangat ramah lingkungan, meskipun baunya kurang bersahabat.

"Warna batik juga menjadi lebih variatif dan tahan lama, karena sifat pewarna alami lebih kuat ketika telah melekat pada kain," katanya.

Ia mengatakan batik dengan menggunakan pewarna alami harga yang ditawarkan pun bisa lebih tinggi, karena penggunaan pewarna alami memang masih cukup langka dan lebih nyaman dilihat.

Ia menuturkan di daerah tempat tinggalnya di Boyolali, pihaknya juga tengah berupaya mengembangkan tanaman indigo vera karena saat ini permintaan untuk pewarna alami semakin meningkat.

"Harga pewarna alami berbahan dasar indigo vera di pasaran cukup mahal, sehingga kami berusaha untuk bisa membudidayakan sendiri," katanya.

Ia menuturkan di Wonosobo, tanaman indigo vera bisa dikembangkan karena secara geografis cukup mendukung. "Wonosobo merupakan daerah yang terletak di ketinggian, sangat cocok untuk tanaman perdu seperti indigo vera ini," katanya.

Kepala Kantor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wonosobo, Agus Purnomo mengatakan sangat terkesan dengan hasil pewarnaan menggunakan daun indigo vera.

"Kalau memang memungkinkan untuk ditanam di Wonosobo, saya akan berupaya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait seperti Badan Lingkungan Hidup maupun Dinas Kehutanan dan Perkebunan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement