Senin 02 May 2016 16:52 WIB

Pola Pendidikan Dianggap Perlu Diubah

Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Winda Destiana Putri
Guru mengajar
Guru mengajar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Asosiasi Sekolah Rumah & Pendidikan Alternatif (Asah Pena), Budi Trikorayanto menilai peringatan hari Pendidikan Nasional harus jadi momentum untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Salah satunya, kata dia, soal pola pendidikan.

Budi mengatakan masa depan pendidikan bukan lagi di dalam ruang kelas yang dianggap mematikan kemerdekaan berkreatifitas dan berpikir. Melainkan, anak-anak terjun ke dalam dunia nyata.

"Tempat di mana anak-anak belajar terhadap hal yang sungguh dia minati dan berguna bagi hidupnya nanti," kata Budi saat dihubungi, Senin (2/5).

Namun, sangat disayangkan, menurut dia, pendidikan luar sekolah terus memdapatkan intimidasi. Karena, lanjut dia, perkembangan PLS/PNFI dianggap sebagai indikasi kegagalan sekolahan. Selain itu, investasi terbesar pemerintah adalah di persekolahan.

"Tapi, saat ini sudah mulai tutup satu satu, mampu bertahan hanya karena anak-anak butuh pertemanan dan tentu saja butuh ijasah," ujar Budi.

Namun, Budi memberikan apresiasi terhadap pemerintah dalam bidang pendidikan. Menurut dia, saat ini pendidikan tengah mengalami pembangunan dan menuju jalan yang benar.

"Ketika Mendikbud mengubah paradigma bahwa pendidikan bukan lagi mengejar daya saing tetapi mesti berkepribadian dan mandiri, kita sudah berjalan ke arah yg benar," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement