REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kota Aleppo di utara Suriah sedikit tenang pada Kamis pagi waktu setempat menyusul kesepakatan gencatan senjata yang disepakati Rusia dan Amerikan Serikat. Pertempuran di Aleppo memanas dalam dua pekan terakhir yang menyebabkan warga sipil berjatuhan.
Media Pemerintah Suriah mengatakan, tentara akan mematuhi gencatan senjata tersebut yang berlaku mulai Rabu (5/5) pukul 01.00 pagi. Namun tentara menyalahkan pemberontak yang dituding melanggar perjanjian semalam.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan, setidaknya satu orang tewas di permukiman Middan yang dikuasai pemerintah. Media pemerintah melaporkan, roket menghantam distrik Aleppo Baru.
Di sejumlah distrik lain, perjanjian memberikan efek cukup positif. "Dari semalam sudah positif dan istri saya pergi ke luar ke toko yang buka. Warga juga bisa bernapas. Kami tidak mendengar pengeboman," ujar seorang warga Sameh Tutunji. "CUkup pembunuhan setiap hari ini setelah lebih dari 10 hari."
Baca juga, Aleppo Memerah Darah, Selamatkan Rakyat Suriah.